Puisi Cinta Romantis


Bersama Dengan mu

Pusi Lainnya Cinta Belum Menetas

Dikala matamu menatapku saat kubicara
Disaat itu kadang kata keluar dengan bergetar
Disaat itu pula kau malah tersenyum
Disaat itupula aku malah makin gugup

Tak terasa gelas air yang kuminun menempel dibibir
Tak terasa pula rasanya dingin atau panas
Manis atau asin
Karena kau terus menatapku dengan penuh perhatian
Akupun tersimpuh malu
Sedang kau makin asik menatapku

Jauh ternyata ku daki
Satu atau dua bukit telah terlewati begitu saja
Terlihat dari atas jejak jejak kaki yang menerobos rerumputan
Jalan yang terjal dan tak ada satupun yang datar
Aku tak percaya semua ini bisa kulakukan
Sungguh tak percaya
tak lelah sedikitpun
Apakah ini mungkin karena ada dirimu?

Bertubi - tubi rintangan datang menghampiri
Bertubi - tubi pula godaan menggiurkan mengancam
Namun enteh kenapa semua terasa mudah
Satu persatu kulewati dan kutangkal
Aku tak paham kenapa semua ini?
Apakah karena kamu yang sesalu di sampingku?

Satu hari aku hendak bepergian
Tak satupun kendaraan umum lewat untuk ku naiki
Ku tunggu dan ku tunggu tak kunjung datang.
Namun tujuanpun tiba - tiba dengan mudah tercapai
Sungguh kamu selalu siaga buatku.


Suatu hari pikirankupun kacau
Masalah besar menghadang di hadanku
Aku akan di usir dari tempat tinggalku kosan pak le
Namun seketika itu pula aku bahagia
Apa karena aku di usir ke dekat rumahmu? :)

Suatu hari aku terjebak macet total
Tak begerak sama sekali
Didepan mata sanah seertinya ada kecelakaan
Namun aneh hati malah senang,
Bukan karena tak berpesaan melihat kecelakaan
Tapi karena kamu yang sedang bonceng aku

Dikala lampu - lampu itu berkedip dari kejauhan
Kala itu angin berhembus cukup lembut
Namun aku tahu lembutnya angin itu tak selembut kata - katamu
Dikala itu pula aku terhentak
Terhentak oleh sebuah kotak kecil dihadapanku
Kulihat sebuah kotak dan sebuah wajah menunggu jawaban
Kali ini tak ada senyum pada wajahnya
Tegang dan tajam
Aku jadi makin terhentak seperti tersengat listrik
Ketika tiba - tiba terucap  sebuah kalimat
"Maukah kau jadi istriku? "

Aku tak mau jawab
Namun entah kenapa bibirku tersenyum padahal aku tidak mau senyum
Ku lihati muka yang tegang tiba - tiba berubah

Aku belum jawab
Dia bersorak gembira
Diambilnya tanganku
Dipisahkan satu jari dariku
Dipasangnya sebuah cincin
Dan aku masih belum menjawab
Tapi bibirku tak bisa diekandalikan
Tersenyum
Mataku tak bisa ku kontrol
Menetskan air mata
Hatikupun tak bisa kuraba
Bahagia.


By Mela Moun

Comments