Mengungkapkan cinta melalui sebuah syair sudah menjadi sejarah yang sangat panjang sekali, tekterkecuali mengungkapkan cinta melalui sebuah syair puisi. Berjuta - juta syair puisi cinta sudah tersusun, karena setiap orang memiliki puisi cintanya sendiri - sendiri. Itulah indahnya sebuah puisi.
Nah kali ini malamun ingin berbagi sebuah puisi cinta Puisi Cinta Perjumpaan Tak Direncanakan, Puisi ini bukan gara - gara bareng stepan wiliam atau cekcok sama Andhika tapi sebuah puisi yang berasal dari era dinasi cing cung, mudah - mudahan semuanya suka.
Sebuah Perjumpaan Tak Direncanakan
Berawal dari sebuah perjumpaan yang tak direncanakan
Cinta berkumpul begitu saja disetiap pagi.
Ibarat embun diujung rumput yang akan membesar seiring berkumpulnya uap.
Kala itu
Setiap pagi angin berhembus desela - sela tanaman pagar yang terbentang sepanjang taman
Seolah begitulah cinta menyelinap dibalik perjumpaan tak di rencanakan itu.
Tak begitu terlihat jelas gerakannya
Hanya sedikit mengoyangkan daun bahkan rantingpun tak bergerak
Namun pasti, pasti terasa sejuknya.
Angin menyelinap mengusap dahi, daun telinga rambut dan terus kebelakang
Sepertinya tak menimbulkan bekas apa - apa.
Namun entah kenapa dalam hati berbisik "sejuk"
Begitupun perjumpaan tak direncanakan itu
Seolah berlalu setiap pagi begitu saja,
Namun kenapa ada bisik dalam hati "Cinta"
Sampai - sampai suatu hari
Cintapun tumpah karena terlalu banyak tertampung didada
Layaknya embun yang menggantung di ujung rumput yang terlalu bayak dan akhirnya akan jatuh
Begitupun cintaku
Meski tak terasa namun akhirnya tak kuat menahannya
Dan..
Cintapun terucap
Air embunpun jatuh kebumi
Apa yang terjadi ternyata di ujung hari yang bertebaran itu
Ternyata....
Cinta tak seperti embun yang jatuh
Yang di terima tanah tanpa syarat
Cinta kali ini tak seperti embun menetes ke tanah
Tapi seperti bola basket yang mengenai lapangan
Terpental kembali ketangan tanpa sedikitpun berlapis tanah.
Tenryata cinta harus kembali kedalam peraduan
Mengharap tanah berubah jadi gersang
Sehingga setetes airpun takan bisa di tolaknya.
Namun....
Apalah daya
Teryata tanah telah menyerap embun lain
Meski tanah sebelumnya memberikan harapan
namun hanya sebuah harapan yang tak bisa di tetesi air.
Akhirnya cinta benar - benar kembali keperaduannya
Menanti tanah yang siap untuk disiram.
Apalah daya tanah telah basah dengan air lain.
Bisa durjana jika ikut membasahi tanah.
By :
Mela Moun
Sampai - sampai suatu hari
Cintapun tumpah karena terlalu banyak tertampung didada
Layaknya embun yang menggantung di ujung rumput yang terlalu bayak dan akhirnya akan jatuh
Begitupun cintaku
Meski tak terasa namun akhirnya tak kuat menahannya
Dan..
Cintapun terucap
Air embunpun jatuh kebumi
Apa yang terjadi ternyata di ujung hari yang bertebaran itu
Ternyata....
Cinta tak seperti embun yang jatuh
Yang di terima tanah tanpa syarat
Cinta kali ini tak seperti embun menetes ke tanah
Tapi seperti bola basket yang mengenai lapangan
Terpental kembali ketangan tanpa sedikitpun berlapis tanah.
Tenryata cinta harus kembali kedalam peraduan
Mengharap tanah berubah jadi gersang
Sehingga setetes airpun takan bisa di tolaknya.
Namun....
Apalah daya
Teryata tanah telah menyerap embun lain
Meski tanah sebelumnya memberikan harapan
namun hanya sebuah harapan yang tak bisa di tetesi air.
Akhirnya cinta benar - benar kembali keperaduannya
Menanti tanah yang siap untuk disiram.
Apalah daya tanah telah basah dengan air lain.
Bisa durjana jika ikut membasahi tanah.
By :
Mela Moun
Demikian pusi cinta perjumpaan tak direcanakan. Intinya perjumpaan itu menimbukan cinta namun ternyata cinta yang hanya bertepuk sebelah tangan.
Comments