Dari Peroko Sampe Dibawa Polisi

09 February 2016 

09 february 2016 beberapa hari yang lalu saat aku berada di Bandung, aku bersama banyak orang naik angkutan umum jurusan Sadang Serang Ci Caheum warna hijau yang biasa dinaiki. Jika orang yang ingin berangkan dari sadang serang  menuju pahlawan ya maksudnya Taman Makam Pahlawan. Sekali naik dan jalan sedikit sampai deh ke depan Taman Makam Pahlawan.
Entahh kenapa waktu itu mungkin aku lagi datang bulan kali ya atau mungkin aku memang tidak suka sama sekali dengan roko, peroko dan asap rokok.
Ketika itu aku naik dari sadang serang ingin menuju ke Taman Makam Pahlawan, maksudnya ingin berziarah ke makam teman dekat waktu sekolah dulu.

Pas dalam angkot lagi asik - asiknya menikmati perjalanan lancar tanpa macet naiklan 1 orang laki - laki berjaket warna merah, brewokan, sedikit kucel tampang sedikit banyak gaya dan sok jago.

"bang ke pahlawan ya." kata orang itu.

Abang supir tidak mengeluakan sepatah katapun. Angkot terus jalan.

Yang bikin aku mulai kesal dan bikin darahku naik adalah tiba - tiba orang ini mengeluarkan rokonya, sudah tau didalam angkot itu hampir penuh kanan 5 kiri 4 dan dia berada di kursi tambahan dekat pintu.
Mengeluarkan rokonya dan tanpa sedikitpun merasa malu atau sungkan. Dibakarnyalah roko itu dan pullll asap kemana - mana.
Kurang lebih seperti foto si abang dalam bungkus rokok ini


Tak beberapa lama yang lainpun nampak kebauan dengan asap rokonya.
Seorang ibu ngomong :' Bang matikan dulu dong rokoknya'
Abang perokoknya tak mengherani sambil menikmati sebatang roko.
Akhirnya aku geram juga. Secara aku yang pernah melawan 5 preman sekaligus dan membuat 4 preman tak sadarkan diri dengan pukulanku  bahkan ada yang sampai pingsan selama 24 jam gara - gara pukulanku.

Aku langsung bilang pada abang nya itu : " Bang matikan dong rokonya kami semua kebauan sesak dengan asap roko abang."
Abang roko masih tak mengubris, terus saja mengepulkan asap rokonya. Rasanya darahku makin naik deh, udah di kerongkongan kayanya. Tapi aku masih sabar kali aja kalo sudah habis rokonya habis juga asapnya.

Aku bilang lagi :" Tolong dong bang asam nya kemana - mana nih sesak semua kita di angkot penuh  nih bang."

Si abang malah melotot dengan mata merahnya yang kotor .

Penumpang lain : "Udah biarin aja neng bisa marah nanti."

Aku kesel banget :" bang matikan dong kita semua ga suka lo dengan kelakuan abang."

Abang peroko :" Mau apa lo.? nadanya keras bengis nantang

Aku :" Aku, kami pengen abang matikan rokonya. kami semua kebauan."

Abang Perokok :" Terserah kulah, nihhhhh.........." Si abang menyalakan satu roko lagi dan membuat asam makin banyak...

Secara darahku yang udah di kerongkongan akhirnya keluar juga. Ku ambil roko yang da di mulutnya dan ku buang.
Sontak si abang tersinggung dan marah banget....

" he...... beraninya anak ingusan main ambil rokok di mulut orang." Si abang marah banget, matanya melotot tajam. Aku gemes sekali ingin mencoloknya dengan kedua jari..... Tapi aku tahan.

Aku : "Bang..... kan kami sudah bilang dari tadi kalo kami tidak suka dengan asap roko abang, kami sudah minta di matikan tapi bang ga mau, ya sudah aku buang rokoknya."

Abang peroko geram mau mukul tidak berani karena aku cewek cantik yang sangat imut. Dalam kegeramannya sambil menatap aku dengan mata melotot, dia keluarkan lagi rokoknya dan dibakarnya lagi dimulutnya itu. Pullllll asap menyembur lagi kemana - mana....

Sambil tersenyum sinis agak menatang abang itu menatapku, dia kira aku tidak berani menghajarnya. Kalo aku sudah marah jangankan satu preman 5 premapun pernah aku sambangi.

Aku bilang : " Bang matikan deh bang rokoknya. Jangan sampe bikin kita marah lagi lo bang"

Abangya tak menjawabku, malah dia melotot sambil mengeluarkan asap roko, Ibu di sebelahnya terbatuk - batuk karena asapnya.

Aku :" Bang supir stop kiri kiri". Bilangku ke sopir

Mungki semua orang pikir aku akan keluar begitu saja, Namun tidak. Aku geram sekali kala itu, tepat di depan Borma aku keluar diantara jalan yang tidak begitu lebar bahkan disitu ada pertigaan.

Angkot berhenti dan aku siap - sipa keluar, namum saat di depan pintu keluar tidak hanya aku yang keluar abang perokokpun aku tarik bajunya keluar. Abangpun terjatuh di muka pintu angot dan semua teriak....
"Awwww eneng..... jangan neng...:" teriak ibu di sebelahnya

Si abang aku bangunkan dan aku tanya : " mau menyudahi rokonya?"

Abang : " Tidak..!"

Tanpa banyak tanya aku ambil sisa roko dalam kantong jaketnya aku ambil juga koreknya. 9 batang roko aku bakar dengan korek tersebut hangus semua rokonya, tidak cukup disitu saking keselnya aku sumpelin semua roko hangus tersebut ke mulut abang perokok itu. Bukan bagian yang tidak terbakar yang kusumpelkan bahkan bagian yang hangus yang kusumpelkan. Mulut dan bibirnya ikut gosong oleh roko. Abang perokopun teriak - teriak. Awwwww............. beraninya kamu ya.......
Tanpa banyak cing cong ku daratkan dua pukulan di wajahnya berturut - turut tidak kusangka abang peokok yang mungkin preman tersebut tidak sadarkan diri. Mungkin karena kurang oksigen gara - gara mututnya penuh dengan roko dan asap roko di tambah dengan 2 pukulan ku yang ahli bela diri ini.
"Awwww neng jangan....Astagfirulloha :' Teriak Ibu - ibu

Aku bilang : " biar tau rasa nih orang g bisa di bilangin bu."

Aku bayar angkotku dan kusuruh pergi saja angkotnya. Aku tinggalkan abang perokonya begitu saja di depan borma.

Satpam borma langsung datang dan juga orang - orang yang ada di sana.

"Eh tunggu dulu jangan dulu pergi, ini gimana orang pingsan kita ga mau di salahkan.:" Kata satpam borma.

Akhirnya aku juga kasian sama bapak - bapak itu kalo malah kena batunya.

Akhirnya aku buat abang perokok itu sadarkan diri dengan cara ku gampar dan ku sembur. Akhirnya abangnya sadarkan diri.

Setelah sadar aku bilang :" sanah pergi jagan bikin onar menjauh saja sanah."
Abang itupun dengan sempoyongan pergi dari depan borma tanpa sepatah katapun.
Akupun pergi dan kumpulan orang -orangpun bubar dengan segala cerita dan data.



.........................................................................


12 February 

12 February kemarin tiba - tiba ada yang datang kerumah kosanku di bandung sekitar sadang serang. Aku kaget 3 orang polisi mendatangiku. Aku bukankan pintu dan bertanya : " ada apa ya pak?

Pak polisi :' Ini betul dengan mela?'

Ia betul :' Jawabku

Neng mela silahkan ikut ke kantor kami:' Kata pak polisi

Ada apa ini ya pak?: Tanyaku

"Neng mela ikut saja ke kantor kami, kami memerlukan informasi dari neng Mela, nanti kami jelaskan semuanya di kanntor kami" Kata pak polisi

"Emang ada apa pak:" Aku masih kaget dan penasaran

Satu polisi yang lainnya tulisan di dadanya Bambang menjawab:" Jadi gini neng Mela, kami mendapatkan laporan jika neng mela 3 hari yang lalu bertemu dan bahkan sempat berantem dengan laki - laki brewokan, kami ingin meminta keterangan dari neng mela tentang kejadian pada hari tersebut. terhusus tentang kebenaran neng Mela bertemu bahkan berantem dengan laki - laki brewokan tersebut. Dia itu biasa di panggil abang brewok"

Aku berpikir jangan - jangan ada yang melaporkan perkelahian  dengan abang perokok itu dan ternyata panggilannya abang brewok ya. Apa mungkin abang peroko itu yang melaporkan atau satpam borma ya. Ya ya sangat mungkin pak satpam itu yang melaporkan.

Akhirnya aku ikut saja karena memang betul aku yang menghajar orang tersebut dan akan aku jelaskan siapa tau abang perokok yang kurang ajar itu yang akan di tahan.

"Oke pak kalo begitu saya akan jelasnkan semuanya". Jawabku

Akupun ikut dengan ke 3 polisi tersebut kekantor polisi. Aku takut sih tapi aku punya alasan

Akhirnya sampai juga di kantor polisi. Dan................Aku kaget ternyata di kantor polisi sudah ada abang perokok itu yang kata pak polisi panggilannya Abang Brewok duduk didepan pak petugas.

Aku bertanya sama pak polisi yang bersamaku : "kenapa abang itu ada disini juga?"

"Ia ini semuanya berkaitan neng makanya neng saya minta untuk datang." Kata pak polisi. "Ya sudah duduk aja dulu." lanjut pak polisi

Jadi begini neng Mela abang ini di laporkan telah melakukan kerusuhan dan permpokan di daerah Cikutra terus kami bawa kesini tapi abang ini tidak mau mengaku. Seorang saksi bilang kalo tidak percaya tanyakan aja pada perempuan yang menghajarnya, kami cari info ternyata perempuan itu adalah neng Mela, Untuk itulah kami mau meminta keterangan dari neng Mela.Jadi bagaimana ceritanya? Tanyanya tanpa basa basi dan tanpa tutup - tutupan identiasku pada abang perokok itu. Sampai aku sempat berpikir, kenapa identitasku tidak di sembunyikan malahan di pertemukan dengan abang yang tersangka ini.

"Jadi begini pak waktu itu abang ini tidak sedang melakukan kerusuhan dan perampokan di daerah tersebut, "Kataku

Tarus apa yang terjadi disana? Tanya pak polisi

" tapi saat itu dia berlaku semena - mena didalam angkot dengan merokok seenaknya aja. Kami sudah memintanya untuk mematikan roko, tapi abang ini malah menambah rokonya dan menambah asapnya, terus setalah itu aku tarik rokonya dan membuangnya supaya tidak meroko lagi. Eh si abang ini malahan menambah lagi rokonya. Padahal semua penumpang sudah muak sekali dengan abang ini, bahkan ibu di depannya sudah batuk - batuk karena asap. Abang ini malah melotot sambil tidak peduli dengan keadaan dalam angkot tersebut.
Akhirnya depan borma aku berhenti dan aku tarik abang ini. Abis itu abang ini jatuh dan marah banget. Aku keluarkan saja rokok sisa dalam sakunya itu aku bakar terus aku sumpelin deh ke mulutnya ditambah dengan 2 pukulan dan abang ini pingsan.
Abis itu ada 2 satpam borma yang bilang jangan langsung pergi, ini orang pisang di gianakan. Abis itu aku sadarkan dengan cara aku gampar dan aku sembur. setelah itu sadar dan aku suruh pergi dan jagan buat onar. sudah begitu aja pak : Jelasku panjang lebar

Setelah itu apa yang neg Mela lalukan :? Tanya ak polisi

Aku pergi aja dan abang ini juga pergi. Jawabku

Oke neng Mela jadi begini pada hari itu ternyata ada kerusuhan mba di toko dekat borma tersebut di sebrangnya. Saksi mengatakan abang ini pelakunya. Dan sebelum membuat kerusuhan dan merampok, abang ini sempat di hajar seorang perempuan. Namun abang ini bilang hari kejadian dia tidak keluar dirumah saja dia ada di sadang serang. Jelasanya

Pak Polisi :" Jadi gimana masih ga mau ngaku kalo hari itu tidak berbuat kerusuhan dan tidak keluar rumah?"


Abang peroko itu menatap aku dengan tajam. Seperti halnya dalam angkot kala itu.

Aku bilang : " nah pak seperti itu dia melotot dalam angkot."

Jadi kamu mau mengancam neng Mela? Kata pak polisi di depan meja

"Kalo begitu kamu saya kurung dulu dalam sel." Kata pak polisi yang sama.

Akhirnya abang perokok itu masuk dalam sel tapi bukan karena kasus merokok dalam angkot melaikan kasus perusuhan dan pengrusakan toko.

Pak polisi berkata padaku : "Terimaskih ya neng Mela, namun ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan pada neng Mela.

Ia pak Jawabku

Lanjut pak polisis : "Begini jika ada masalah tidak serta merta kita menggunakan kekerasan dalam penyelesaianna, prinsipnya harus menghidari semua itu.
Kami tahu jika neng Mela ternyata ahli dalam hal bela diri, kebetulan kami memiliki data dari setiap perguruan bela diri ansional dan internasional beserta siapa saja yang menjadi lulusan - lusannya.

Jadi saya harap neng Mela tidak serta merta menggunakan kekerasan dalam setiap tindakannya.

Aku : Ia pak mohon maaf kemarin aku kesel banget dengan abang itu. Dan sayapun entah kenapa jadi nafsu begitu saja. Mohon maaf pak sebelumnya tidak saya ulangi lagi.

Pak Polisi :'Ia tidak apa - apa untuk kali ini kami maafkan, namun lain kali jika malah neng mela yang membuat onar, mungkin kami akan menahan neng Mela.
Tap kami juga ucapkan terimakasih pada neng Mela sudah memberikan kesaksiannya. Hati - hati jaga terus keamanan dan utamakan tidak dengan kekerasan."

Aku : "Baik pak terimakasih pak"

"Baik sekarang silahkan kai antar kembali neng Mela kerumahnya ya.". kata Pak polisi

"Ok pak terimakasih . " jawabku

Akupun di antarkan oleh Pak polisi yang tadi menjemputku.

Dalam hati aku lega Alhamduliilah ternyata bukan aku yang di tangkap. Beryukur aku kasian mamahku yang sedang sakit di penampungan banjir kalo aku yang di tahan polisi. Mudah - mudahan masalah ini tidak panjang.


Comments